Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

7 Contoh Model Pembelajaran Inovatif untuk Guru

7 Contoh Model Pembelajaran Inovatif untuk Guru

7 Contoh Model Pembelajaran Inovatif untuk Guru
Model pembelajaran Inovatif photo by istockphoto


Gurusd.id - Perkembangan zaman telah mendorong inovasi dalam berbagai sektor, salah satunya dalam dunia pendidikan. Saat ini Bapak dan Ibu guru tentu  sudah sering merasakan adanya inovasi tersebut dalam mengajar. Sebut saja kelas digital, aplikasi mengajar, gamification, hingga model pembelajaran.


Ya, bahkan model pembelajaran pun ikut terkena dampaknya. Sebelumnya, pada metode pembelajaran yang konvensional, guru hanya sibuk menjelaskan dan murid sekedar mendengarkan. 


Namun berkat berbagai model pembelajaran inovatif, guru dan siswa bisa belajar dengan lebih interaktif dan menyenangkan!


Lantas, seperti apa ya inovasi model pembelajaran tersebut? Yuk, simak beberapa contoh model pembelajaran inovatif di bawah ini.


Apa itu Model Pembelajaran Inovatif?


Model Pembelajaran inovatif merupakan sebuah proses menciptakan lingkungan di mana siswa dapat belajar hal-hal baru secara rutin dan berpikir kritis untuk mempertanyakan hal-hal tersebut, ataupun menemukan ide-ide baru dari pikirannya sendiri.


Adanya pandemi yang terjadi sejak 2020 lalu telah mendorong guru untuk lebih kreatif dalam melaksanakan kegiatan mengajar.


Salah satunya dalam menerapkan inovasi dalam model pembelajaran yang dapat mendukung siswa dalam belajar.


Contoh Model Pembelajaran Inovatif


1. Hybrid Learning

Seiring dengan berkembangnya teknologi dalam dunia edukasi, strategi dan cara-cara baru dalam melaksanakan pembelajaran semakin mungkin untuk dilakukan.


Salah satunya yaitu Hybrid Learning, model pembelajaran yang menggabungkan aspek dan strategi dalam pembelajaran tatap muka di ruang kelas, pembelajaran secara daring, serta praktik dalam dunia nyata.


Model pembelajaran ini memang ramai diperbincangkan belakangan ini dalam dunia pendidikan, terlebih lagi semenjak pandemi yang mendorong sekolah-sekolah untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).


Melalui peralatan edukasi digital seperti eBook, web conferencing (Zoom, Google Classroom), video, games, kuis online, Learning Management System (LMS), Hybrid Learning telah menjadi salah satu pendekatan yang efektif dan bernilai.


Tentu saja terdapat berbagai manfaat dari Hybrid Learning, seperti pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa, meningkatkan keterlibatan siswa dalam kelas, kemudahan dalam mendapatkan data, efisien bagi guru, serta berbagai manfaat lainnya.


2. Flipped Classroom

Metode pembelajaran secara mendikte dimana guru mengajar dan siswa mendengarkan secara pasif merupakan salah satu praktik mengajar konvensional yang telah lama digunakan oleh banyak guru.


Pada metode flipped classroom, yang terjadi adalah sebaliknya. Siswa tidak lagi hanya sekedar memperhatikan guru di kelas dan menunjukkan pemahamannya dalam PR. 


Melalui flipped classroom, siswa dapat membaca atau menonton materi pelajaran di luar kelas untuk mengembangkan pemahamannya mengenai materi kelas.


Ya, flipped classroom sebenarnya juga merupakan salah satu pendekatan dari hybrid learning.


Waktu di dalam kelas dimanfaatkan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang sudah didapat sebelumnya dengan mengerjakan tugas yang pada umumnya dijadikan PR oleh guru.


Selain itu, siswa juga dapat melakukan diskusi, kerja kelompok, debat, atau praktik.


Flipped Classroom lebih efektif diterapkan dengan bantuan teknologi seperti Learning Management System (LMS) seperti yang disediakan oleh KOCO Schools.


Melalui LMS, Bapak dan Ibu guru dapat dengan mudah mendistribusikan file dan tugas siswa, melakukan absensi secara digital, mempersiapkan materi dan membuat soal, serta evaluasi dalam waktu yang lebih singkat.


Melalui metode ini, peran antara guru dan siswa “dibalik” sehingga siswa dan pekerjaannya lah yang menjadi pusat perhatian di kelas daripada guru.


Menurut Flipped Learning Network, 71% guru yang menggunakan metode ini merasakan adanya peningkatan nilai siswa, sementara sebanyak 80% melaporkan peningkatan pada perilaku siswa.


Sebanyak 99% guru yang menggunakan metode ini juga menyatakan ingin kembali menggunakan metode ini di tahun pembelajaran berikutnya.


3. Inquiry Based Learning

Inquiry Based Learning adalah model pembelajaran berbasis pertanyaan. Pada model pembelajaran ini, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, namun juga fasilitator.


 Jika umumnya pelajaran dilakukan dengan gaya perkuliahan biasa, pada Inquiry Based Learning, guru mengajukan pertanyaan, skenario dan masalah-masalah pada siswa.


Kemudian, siswa akan melakukan riset pada topik-topik yang diberikan secara individual atau kelompok untuk merumuskan jawaban mereka.


Siswa dapat mempresentasikan penemuan mereka dan bukti-bukti yang mendukung pada kelas bersama siswa-siswa lainnya.


Melalui aktivitas ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan lebih lanjut jawaban mereka dengan mendengarkan apa yang telah ditemukan siswa lainnya


4. Jigsaw

Jigsaw merupakan model pembelajaran berbasis penelitian yang ditemukan dan dikembangkan sejak awal 1970 oleh Elliot Aronson, seorang Profesor di University of California, Amerika Serikat.


Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang mendorong pembelajaran aktif. Model pembelajaran ini juga memberikan kesempatan bagi para siswa untuk saling belajar dari satu sama lain. 


Model pembelajaran ini memang sudah terbukti dalam mendorong inklusivitas di kelas.


Lalu bagaimana cara menerapkannya? 


Bapak dan Ibu guru dapat membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Berikutnya pecahkan materi pembelajaran hari itu ke dalam 5-6 segmen, dan bagikan masing-masing segmen materi tersebut pada tiap siswa dalam kelompok untuk dipelajari.


Siswa kemudian ditugaskan ke kelompok yang berbeda di mana mereka akan menjelaskan informasi yang telah dipelajari pada anggota lainnya.


Siswa harus menyelesaikan proses ini hingga tiap kelompok memiliki informasi untuk melengkapkan kepingan informasi tersebut.


5. Personalisasi Pembelajaran

Sesuai dengan namanya, personalisasi pembelajaran merupakan model pembelajaran yang dipersonalisasikan bagi tiap siswa sesuai gaya belajar, latar belakang, kebutuhan, dan pengalaman yang sudah mereka dapat sebelumnya.


Melalui pembelajaran yang telah dipersonalisasikan ini, siswa dapat terbantu untuk belajar lebih cepat dan mudah dalam memahami berbagai konsep baru, serta mendorong minat belajar.


6. Project Based Learning

Project Based Learning atau pembelajaran berdasarkan proyek merupakan model pembelajaran yang mendorong keahlian siswa dalam riset, kolaborasi, critical thinking, dan problem-solving.


Project Based Learning dirancang agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan serta keterampilan melalui proyek yang berkaitan pada persoalan yang dihadapi dalam kehidupan nyata.


Seperti Flipped Classroom, peran guru dalam model pembelajaran ini lebih difokuskan untuk membimbing siswa.


7. Quantum Learning

Quantum Learning merupakan salah satu model pembelajaran berbasis penelitian lainnya yang mengintegrasikan strategi terbaik dalam pengajaran dengan bagaimana siswa menerima pelajaran.  


Model pembelajaran yang diusung oleh Dr. Georgi Lozanov ini memanfaatkan cara alami otak untuk belajar untuk memaksimalkan partisipasi siswa, pemahaman, kompetensi, refleksi dan penilaian diri. 


Melalui penelitiannya yang disebut Suggestology, Dr. Georgi berteori bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi situasi hasil belajar. 


Sugesti yang dimaksud berupa teknik-teknik yang menegaskan lingkungan fisik dan suasana sebagai faktor penting dalam memastikan bahwa “siswa merasa nyaman dan percaya diri”.


Seperti yang dilansir oleh media neliti, penerapan teknik ini dapat dilakukan dengan cara-cara seperti menyetel musik barok di ruang kelas, menyesuaikan antara gaya belajar visual, auditori dan kinestetik, memberi pujian, melatih memori, penataan lingkungan belajar, dll.


Kelebihan Quantum Learning terletak pada interaksi yang berkualitas dan bermakna, serta akselerasi pembelajaran dengan persentase kesuksesan yang tinggi.


Manfaat Model Pembelajaran Inovatif


Seperti yang sudah dijelaskan di atas, model pembelajaran inovatif  banyak melibatkan kolaborasi, pembelajaran aktif, dan kreativitas yang menciptakan kegiatan belajar yang segar bagi siswa. 


Berikut beberapa manfaat dari penerapan model pembelajaran inovatif:


1. Meningkatkan Keterlibatan Siswa

Model pembelajaran inovatif lebih memusatkan kegiatan belajar pada siswa daripada guru. Siswa dilibatkan dalam berbagai aktivitas baru yang mengharuskan kerjasama dan diskusi.


Hal ini dapat membuat siswa lebih terlibat secara aktif dalam kegiatan kelas, sehingga siswa tidak lagi hanya mendengarkan guru secara pasif.


2. Mengasah Problem-Solving

Kemampuan memecahkan masalah merupakan salah satu soft-skill yang paling dibutuhkan di tempat kerja ketika siswa tamat dari bangku sekolah kelak.


Model pembelajaran inovatif dapat memberikan aktivitas yang mengharuskan siswa untuk berpikir secara solutif untuk memecahkan suatu permasalahan.


3. Mengasah Critical Thinking

Critical thinking merupakan proses berpikir di mana seseorang mempertanyakan, menganalisa, evaluasi dan membuat keputusan mengenai apa yang dibaca, didengar, dikatakan atau ditulis.


Melalui model pembelajaran inovatif, critical thinking siswa dapat terasah karena siswa tak hanya secara mentah-mentah menerima pelajaran dari guru.


Siswa akan mengambil “kepemilikan” atas proyek yang diberikan dengan mengolah kembali informasi yang didapat menjadi sebuah solusi.


4. Membangkitkan Minat Belajar

Berbagai aktivitas dalam Model Pembelajaran Inovatif dapat menyediakan sesuatu yang baru dan “segar” bagi siswa. Kegiatan-kegiatan ini bisa membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.


5. Membangun Kepercayaan Diri

Melalui kegiatan-kegiatan dalam Model Pembelajaran Inovatif, siswa dituntut untuk dapat berpikir secara independen, namun juga dalam diskusi dan kolaborasi.


Hal ini dapat membantu mengasah kepercayaan diri siswa karena terlatih untuk bekerjasama dengan teman sebaya, mengolah informasi sesuai kelebihannya, dan mengungkapkan pendapat di kelas.


Nah itu tadi contoh-contoh model pembelajaran inovatif dan manfaatnya! Bagaimana, apakah Bapak dan Ibu guru tertarik untuk menerapkan salah satunya, atau mungkin sudah pernah? 


Silahkan bagikan tanggapan atau pengalaman Bapak dan Ibu guru di kolom komentar di bawah ini ya.


sumber: kocoschools.com

Post a Comment for "7 Contoh Model Pembelajaran Inovatif untuk Guru"